Bandung... here I come
Hmm, 2 Minggu lagi 'jalan-jalan' ke Bandung ah.
Well, kebetulan penulis harus mengikuti sebuah acara pengenalan di sebuah perusahaan dalam negeri
[].
Sudah beberapa minggu ini aku suntuk, "Stuck in a moment", dan sesekali waktu kerap kuberujar, "Kapan titik cerah itu tiba..."
Seorang temanku yang sudah bekerja di jakarta, mengirim sms memberi info--dan malah, mengajak untuk apply ke salah satu
anak perusahaan penjual listrik. Hmm,
Nothing to Lose, pikirku--walaupun akhir tahun kemarin aku sempat mengikuti tes program yang sama dan gagal ke tahap berikutnya.
Deadline pengiriman aplikasi kebetulan hari ini, dan setelah menyempatkan mengedit file-file application sejenak, mencetaknya, dan menyiapkan semuanya dalam 1 amplop, kuputuskan untuk makan siang terlebih dulu di sebuah warung makan Padang sebelum menuju ke Kantor Pos Besar.
Sesaat setelah memilih lauk, ponselku berbunyi. Kulihat
caller ID-nya dari Balikpapan. Oh, Bapakku nih. "Gimana, udah selesai belum Neraca-nya?", pertanyaan yang bikin sedikit
alergi bagiku, maklum belum kelar kukerjakan. Dan kujawab seadanya. "Trus, udah dapet pengumuman belum hasil tes kemarin?", kembali Bapakku melontarkan pertanyaan-- yang juga membuatku lagi-lagi sedikit
alergi karena aku juga sudah tidak sabar menunggu cukup lama hasil proses rekrutasi yang telah kuikuti namun belum ada tanda-tanda yang menggembirakan. Kujawab dengan singkat dan sedikit keengganan untuk berkata, "Belum nih". Setelah mengakhiri pembicaraan, kuselesaikan makan siang secepatnya, minum, dan beranjak untuk mengenakan jaket dan tas. Tak lama, ponselku kembali berbunyi. "Oh, dari Ibu", gumamku. "Halo, ada apa bu?", tanyaku.
"Ini kamu sudah dapet surat panggilan ...". "Oh,ya! Alhamdulillah", sergahku. Setelah membayar di kasir, aku putuskan untuk kembali lagi ke rumah dan mengurungkan pergi ke Kantor Pos--membatalkan niatku mengirim aplikasi yang telah kusiapkan. Seketika, aku merasa semangatku telah bangkit kembali, dan senyum keberhasilan itu akhirnya bisa kurasakan dalam perjalanan pulang.
Semoga
placement-ku nanti gak jauh-jauh dari Jogja or Jateng dech, Amien.
"Neraca..., makanan apaan sehh...???"
Sudah beberapa hari ini aku disibukkan dengan urusan laporan keuangan sebuah perusahaan yang baru berkembang & bergerak di bidang Travel Agent. Puyeng, orang jawa bilang "mumet", karena ada sebagian laporan keuangan yang perlu diaudit ulang, dan melakukan pekerjaan "sepele" itu ternyata butuh perhatian khusus. Mulai dari 'ngudal-udal' (ngubek-ubek, red) tumpukan
invoice dan menyatukannya dengan bukti setoran, sampai merekap ulang ke sheet MS Excel untuk report. Maklum, ini kali pertama aku ngurusi hal beginian semata-mata untuk kelengkapan pelaporan Pajak yang jatuh temponya sudah semakin dekat sampai akhir bulan ini.
NPWP, SPT Tahunan, Wajib Pajak ("WP") pribadi, WP Badan, PPh 21,25,29, PKP, PTKP, adalah sederetan keywords asing bagiku yang 'Anak Teknik' ini. Yup, suka atau tidak, pengetahuan semacam ini ternyata memberikan
taste tersendiri,
regulations--this is all about. Bahkan perusahaan kecil yang masih tertatih untuk berdiri pun harus mengerti ini semua.
Neraca, salah satu bentuk pelaporan keuangan umum perusahaan, sepintas memang sederhana. Aku malah sudah lupa materi-materi dasar akuntansi yang dulu sempat diajarkan pas smu.
Luckily, dengan bantuan '
Paman Google' yang setiap saat bisa kuakses, akhirnya 'nyantol' dikit2 juga nih. Komponen2 neraca yang sepintas sederhana (
Aktiva Lancar, Tetap, Piutang, Kewajiban/Hutang, Modal/Equitas, Laba/Rugi), ternyata untuk menampilkan ke-sederhana-annya itu merupakan hasil
processing rekapitulasi yang 'tidak sederhana'. Sebut saja Inventaris. Tentunya jika anda ditunjuk mengerjakan poin ini, anda harus mengetahui apa saja yang menjadi bagian dari inventaris perusahaan. Untuk skala kecil, setidaknya anda memerlukan daftar atau buku inventaris untuk membukukan segala peralatan perusahaan anda, waktu pembelian, dan harga. Berikutnya, anda diminta menghitung biaya penyusutan atas penggunaan inventaris ini. Beberapa standar mematok sekian persen sebagai nilai faktor penyusutan. Nah, akhirnya jika anda telah selesai me-
listing inventaris dan menguranginya dengan faktor penyusutan dalam 1 tahun tersebut, poin inventaris dalam kolom
Aktiva Tetap sudah bisa diisikan nilainya. Yah, beginilah "
quick & dirty" accounting bagi saya. Laporan lain yang diperlukan selain neraca adalah
Laporan Rugi/Laba, yang berisi deskripsi penerimaan dan biaya atas usaha yang dilakukan, selisihnya merupakan Laba/Rugi dari perusahaan itu. Puih, bagi perusahaan kecil di tempat saya yang baru berdiri kurang dari 1 tahun, ini sih selisihnya masih merugi lah...... :P
Jadi pelaporan SPT Tahunan yang akan dilaporkan ke kantor Pajak nanti isinya sih cuma
Nihil a.k.a
Rp 0,-. :)